Suatu
hari, musim dingin berlangsung sangat lama. Gudang makanan sudah mulai habis.
Namun, tidak untuk sang Rubah. Ia hanya memiliki makanan untuk hari ini dan
besok saja. Sang Rubah pun mempunya dua orang anak. Mereka hidup bahagia.Anakku, semoga besok
hari cerah. Sehingga aku dapat mencari makanan yang banyak untuk kalian.’’ Ujar
ibu Rubah.
Mendengar
hal itu, Kancil yang berada disana pun ikut mengangguk seperti kedua anaknya.
Kancil bertetangga dengan Rubah, sehingga ia selalu berkunjung kerumahnya.
Benar
sekali, persediaan makananku pun sudah hampir habis. Semoga saja besok kita
dapat mencari makanan bersama-sama.’’ Jawab Kancil.
Akhirnya,
Rubah pun membuatkan secangkir teh. Namun, sang Rubah malah menatap jendela
sangat lama. Kancil pun heran melihatnya. ‘’ Hei teman, apa yang sedang kau
lihat?’’ Tanya Kancil.
’
Aku sedang melihat Jerapah yang sedang kedinginan. Aku sangat kasihan
kepadanya, ia terlihat kepalaparan. Kemarin, aku melihatnya mencari makanan.’’
Ujar Rubah.
Sang
Rubah pun akhirnya keluar dan memanggil Jerapah untuk datang kerumahnya. Ia pun
membuatkan secangkir teh untuk Jerapah karena seluruh badanya basah kuyup ‘’
Waaah, teh ini sangat enak.’’ Ujar Jerapah.
‘’
Apa yang sedang kau lakukan diluar sana? Cuaca saat ini sangat buruk.’’ Uja
Rubah.
‘’
Aku sudah kehabisan makanan, aku pergi keluar untuk mencari makanan. Namun,
karena musim dingin sangat panjang. Aku kesulitan mencari makanan.’’ Jawab
Jerapah mengeluh.
Mendengar
yang dikatakan Jerapah, Rubah pun langsung masuk ke dalam dapur dan membawa
piring yang berisi makanan. Namun, Kancil kaget. Karena ia tahu bahwa makanan
yang diberikan kepada Jerapah adalah makanan terakhir, yang dimiliki oleh
Rubah. Pada awalnya ia ingin menanyakan hal tersebut. namun, ia mengurungkan
niatnya.
‘’
Makanlah Jerapah!’’ ujar Rubah.
Jerapah
sangat senang dan langsung melahap makanan yang diberikan oleh Rubah. Setelah
hujan mulai reda Jerapah pun berpamitan dan mengucapkan terimakasih atas
kebaikkan Rubah. Namun, keesokkan harinya. Hujan masih turun dengan deras.
Persediaan makanan Rubah sudah habis. Ia pun memaksakan diri dan bersiap untuk
mencari makanan. Tiba-tiba, seekor Burung Bangau datang memberikan kiriman yang
dikirimkan oleh kakak sang Rubah yang tinggal di seberang hutan selatan. Begitu
dibuka, ternyata isinya adalah persediaan makanaan selama dua minggu kedepan.
Rubah sangat senang, ia pun langsung memanggil Kancil untuk datang kerumahnya
dan makan bersama.
‘’
Kancil, setiap kebaikkan yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil.’’ Ujar
Rubah.
Mendengar
hal itu, Kancil hanya terdiam. Ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga
dari kebaikkan sang Rubah. Ia pun berjanji akan belajar untuk berbuat baik dan
berbagi dengan binatang lainnya.
Pesan
moral dari Dongeng Sikancil Dan Rubah Yang Baik Hati (Fabel) adalah perbuatan
baik akan mendapatkan balasan kebaikan, sedangkan perbuatan buruk akan mendapatkan
balasan berupa hal yang buruk juga.
Belum ada tanggapan untuk "Dongeng si Kancil dan Rubah Yang baik Hati"
Post a Comment